Mengingat pentingnya makan ikan bagi kesehatan tak hanya melekat pada
kebiasaan orang Belitong yang kerap mengatakan “tak makan bila tidak
dengan ikan”, masyarakat dunia pun kini telah menyadari keunggulan ikan
dibandingkan produk hewani lainnya dengan merubah pola konsumsi dari red
meat ke white meat, hingga kecenderungan untuk mengkonsumsi fast food
berbahan dasar ikan sebagai akibat meningkatnya aktivitas kehidupan
manusia khususnya di perkotaan (people on the run).
Petani
pembudidaya hendaknya berbesar hati telah memberikan kontribusi yang
besar terhadap pemenuhan kebutuhan akan protein hewani yang sehat dan
tentunya bebas bahan pengawet/kimia berbahaya (seperti formalin) serta
dapat diperoleh dalam keadaan hidup atau segar. Tentu saja upaya mereka
harus terus mendapat perhatian serius dari pemerintah. Beberapa kendala
diantaranya: mahalnya harga pakan, sulitnya mencari benih, sulitnya
pemasaran hingga harga yang terus ditekan karena persaingan yang semakin
kompetitif. Beberapa permasalahan yang mereka hadapi hendaknya dapat
dicarikan solusi atau penyelesaian.
Keberadaan sarana pemerintah
seperti Balai Benih Ikan/Ikan Pantai (BBI/BBIP) tugas dan fungsinya harus
dapat dioptimalkan lagi ke depan, sebagai penyalur benih, penghasil dan
penyalur induk (bank induk) bermutu, pembina Unit Pembenihan Rakyat
(UPR) yang tersebar di masyarakat hingga sebagai pusat penelitian dan
pengembangan perikanan budidaya yang dapat dirasakan manfaatnya bagi
perkembangan dunia budidaya khususnya di Kab
Belitung ini.
BBI hendaknya tidak hanya sekadar dipandang
sebagai sarana penghasil Pendapatan Asli Daerah (PAD) saja, tetapi lebih
kepada secondary effect-nya, yaitu menjadi wadah dan ujung tombak
pembangunan budidaya perikanan serta eksistensi dan peranannya bagi
masyarakat.
Pembangunan unit-unit Balai Budidaya yang baru
diharapkan tidak hanya sebagai pelengkap fasilitas di tiap
kabupaten/kota atau provinsi saja, tapi harus betul-betul dapat
menjalankan fungsinya dengan baik sesuai kapasitasnya.
Sebagai
penghasil benih yang bermutu di kondisi daerah apabila kebutuhan benih
belum sepenuhnya dapat disuplai dari masyarakat, namun dapat tetap eksis
membina masyarakat untuk dapat menghasilkan benih yang bermutu secara
mandiri. Suatu balai diharapkan secara aktif melakukan berbagai inovasi
teknologi dan menempatkan diri sebagai contoh penerapan Cara Pembenihan
Ikan yang Baik (CPIB) di masyarakat atau sebagai demplot bagi
pengembangan budidaya yang betul-betul efektif dan layak diusahakan
dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat.
Menjadi tempat
adopsi teknologi nasional maupun internasional untuk dikembangkan dan
diterapkan agar betul-betul cocok dan dapat diadaptasikan bagi kita yang berada di negeri laskar pelangi.
Uji coba pengembangan berbagai komoditas
jenis baru maupun upaya pelestarian terhadap beberapa komoditas asli
daerah yang ditakutkan akan punah akibat kondisi lingkungan yang kurang
bersahabat akhir-akhir ini bagi kelangsungan komoditas tersebut untuk
berkembangbiak secara alami. Serta secara aktif balai diharapkan juga
mampu melakukan berbagai pengembangan pembuatan pakan buatan yang
ekonomis dan benar-benar dapat diaplikasikan di masyarakat sehingga
harga produksi dapat ditekan.
Kesulitan pemasaran diantaranya
dapat diatasi dengan keberadaan pasar atau depo pemasaran ikan hidup
yang dapat menampung hasil ikan konsumsi maupun benih dari masyarakat
agar dapat dipasarkan dalam jumlah yang besar, kontinyu dan jalurnya
jelas serta terkoordinasi dengan baik oleh pemerintah.
Berbagai
ketrampilan pembuatan produk olahan sangat didambakan petani pembudidaya
disaat pasokan ikan sedang banyak dan harga ikan menjadi terpuruk.
Berkaca dari Thailand yang sukses meramu perikanannya menjadi industri
besar berkonsep From Farm to Table, menjadikannya mampu melahirkan nilai
tambah (value added) dari komoditas perikanan yang mereka produksi.
Produksi
dilakukan dengan konsep berkelanjutan (sustainable), bebas antibiotik,
dan memperhatikan lingkungan, hingga pasca panen yang dititik-beratkan
pada keamanan pangan sebagai suatu usaha yang terintegrasi mulai dari
budidaya hingga pengolahannya.
Dunia budidaya memiliki prospek
cerah untuk ditingkatkan di masa mendatang, terutama disaat dunia
perikanan tangkap suatu saat tak lagi menjanjikan.
Hal ini
mengingat budidaya perikanan memiliki keragaman hayati yang besar dan
kita mengenal tiga macam ekosistem, yaitu perikanan tawar (<5 ppt),
perikanan payau (5-30 ppt), serta perikanan laut (31-35 ppt).
Besaran
potensi perikanan tersebut sangatlah luas yang tersebar di semua
kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini yang
pemanfaatannya belum optimal, sehingga upaya pengoptimalannya ke depan
masih terbuka lebar.
Kerjasama dan dukungan dari semua pihak
sangat dibutuhkan, baik dari pihak akademisi dalam penyiapan SDM, pihak
peneliti diantaranya LIPI yang telah berkesempatan melakukan berbagai
penelitian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pihak swasta melalui
program CD-nya, dukungan masyarakat perikanan, komitmen pemerintah dalam
menempatkan SDM aparatur yang berkompeten hingga yang terpenting adalah
peranan pemerintah dalam mengkolaborasi kesemuanya menjadi sesuatu yang
efektif dan efisien guna menunjang pembangunan di negeri ini
dengan dunia perikanan budidayanya yang lebih maju lagi ke depan.
No comments:
Post a Comment